Serba Serbi

Wisata Spiritual – Bogor, Pura Agung Gunung Salak

Wisata Spiritual – Bogor, Pura Agung Gunung Salak
23 – 24 Maret 2012

Kali ini Para Kadang punya kesempatan untuk berwisata spiritual ke Bogor Gunung Salak, dimulai kumpul di Rumah Mas David tanggal 22 Maret Malam, sekalian nginap untuk besok pagi berangkat bareng ke tempat tujuan, sambil sarasehan ringan dan makan malam bersama, antara lain Mas dan Mbak: David, Pipit, Lusi, Gogod, Noor, Cahyo, Pande, Brando, Iwan, sebagian istirahat dan sebagian ngobrol sampai pukul 04:30.. Sekitar 05:30 semua siap-siap untuk berangkat, kecuali Mas Brando dan Iwan tidak ikut karena ada tugas lain.

1. Rumah Mas Tito – Bogor
Pukul 06:00 Wisata Spiritual ini dimulai, dari Jakarta rombongan ber-6


Gogod, Noor, Cahyo, Lusi, Pande, David

Dibagi menjadi 2 mobil menuju ke Bogor, suasana yang masih pagi tidak membuat jalanan macet, karena Baca lebih lanjut

Categories: Serba Serbi | 3 Komentar

Primbon 1945

Primbon 1945

Oleh: Nata Warga

Biar jadi rambu-rambu untuk sepanjang tahun jawa 1945:
Weton Lahir:
1. Legi
– anak-anak agar di jaga masalah penyakit menular, perbanyak makan sayur.
– belum menikah, jaga hubungan karena kemungkinan orang ketiga. Perbanyak komunikasi.
– menikah: saatnya menadatkan anak yang merindukan..
– bekerja: yg baru bekerja akan ada tantangan/tekanan dari atasan. Yang sudah bekerja bisa lebih santai dan dapat bonus.
– petani: baik mulai menanam bulan april
– bangun/renovasi rumah: bisa mulai bulan mei.
– keuangan: kalau mau bisnis, mulai bangun bisnis kecil-kecilan, bisnis besar bisa ludes, tabungan bertambah, tapi akan habis buat bisnis.
– cinta: jangan manja.

2. Pahing
– anak-anak prestasi Baca lebih lanjut

Categories: Serba Serbi | 3 Komentar

Wisata Spiritual

Perjalanan Wisata Spiritual 21 – 24 April 2011
Oleh: Kadang Pande Agus Indra

Mengambil kesempatan hari libur pada tanggal 22 April 2011, kami berencana untuk melakukan perjalanan wisata spiritual. Tanggal 21 April Pukul 20.00 diharapkan kami sudah berkumpul di lokasi pemberangkatan, namun seperti biasa, alam Jakarta yang macet apalagi menjelang akhir pekan dan hari libur, menjadikan waktu berangkat pun tertunda.

Kira-kira Pukul 22.00 akhirnya kami pun berangkat. Dengan rombongan 2 mobil dan peserta 10 orang, kami menyusuri Pantai Utara Jawa. Berangkat dengan penuh semangat, seperti menyambut pengalaman-pengalaman baru yang mungkin belum terpikirkan oleh kami. Namun lagi-lagi, ternyata Pantura macet juga… 😦 . Jalan rusak dan perbaikan jembatan kebanyakan menjadi sumber kemacetan.

Hari Pertama, 22 April 2011
Pemalang
Akhirnya, walaupun tersendat-sendat akhirnya tibalah kami di tempat pertama tujuan kami, yaitu: Kediaman Bapak Imam Sudrajat. Pak Drajat menyambut kami dengan semangat dan penuh keterbukaan. Perjalanan yang panjang rasa terhempas begitu saja ketika disambut dan dijamu oleh Pak Drajat. Jajanan khas dan minuman teh hangat telah tersedia. Belum selesai kue tradisional disantap, sudah diajak kembali untuk menikmati sarapan pagi.

Menu yang dihidangkan juga khas kembali, sampai-sampai tidak tercatat namanya… 🙂 Maaf Pak Drajat, bisa diulang Pak namanya…? (Kalau tidak Salah Burung Puyuh Goreng. David)
Usai sarapan, kegiatannya bebas, ada yang tidur, ada yang main-main dengan komputer, ada yang berkeliling rumah Pak Drajat dan diberitahukan rencana perluasan sekolah-nya yang ternyata sangat membanggakan prestasi-nya hingga mendapatkan dana pengembangan sekolah dari Pemerintah. Sukses selalu ya Pak.
Sesi Yoga dibuka menjelang siang, 5 Gerakan Yoga yang walaupun terlihat sederhana ternyata dapat membakar lemak dan membuat keringat mengalir… Saling bergantian mencoba gerakan-gerakan tersebut, bahkan Pak Drajat pun turut serta memperlihatkan kemampuannya dan menambahkan uraian tentang Yoga.

Tak ketinggalan sebelumnya pun, Pak Drajat memperlihat koleksi album fotonya tentang Tokoh-tokoh Spiritual yang beliau kagumi. Monggo disharing Pak…
Makan siang kami diajak menikmati makanan khas Pemalang yaitu Lontong Tahu dilanjutkan dengan wisata ke Pantai Widuri, dikenalkan dengan istilah Pantai VIP dan VVIP :-). Selanjutnya mengunjungi Petilasan Pangeran Sembung Yudo.

Petilasan bila diartikan secara bebas adalah suatu tempat persinggahan dalam kurun waktu tertentu (waktu bisa pendek maupun cukup panjang), dengan maksud untuk meningkatkan kawruh atau membuat suatu koloni baru.
Sejarah mengenai Pangeran Sembung Yudo yang berhasil diperoleh adalah beliau adalah Pangeran yang kalah perang, sehingga kemudian mengasingkan diri bersama pasukannya untuk berlatih lebih giat lagi. Alih-alih peningkatan diri dalam bidang kanuragan ternyata beliau memperoleh Pencerahan. Beliau sudah tidak ingin Baca lebih lanjut

Categories: Serba Serbi | 3 Komentar

Kabar Gembira dari Anatta~Gotama Foundation

Saudara-saudariku yang budiman,

Puji syukur, buku pertama: 108 Tips Renungan Meditasi, mendapat sambutan yang sangat mengesankan dari para peminat spiritual dan meditasi. Sampai saat ini, kami telah menyalurkan tak kurang dari 500 eksemplar kepada Saudara-saudari peminatnya.

Dan kini, kami, Anatta~Gotama Foundation, dalam waktu dekat kembali mendistribusikan secara cuma-cuma buku kedua: Di Kaki Padma Sang Guru Sejati.

Nah… untuk itu, kepada para Dermawan yang berniat berdana, atau Saudara-saudari yang berniat memanfaatkannya di perpustakaan atau kalangan masing-masing, silahkan menghubungi kami lewat:

1. Regy Gie Ciu / regy.79@gmail.com / 0816 77 0001; atau
2. Adji Mudhita / sangwaktu@gmail.com / 0811 937 277; atau
3. Moderator milis BeCeKa / beceka-owner@yahoogroups.com

Atas partisipasinya ini, sebelumnya, kami ucapkan banyak-banyak terimakasih.

Salam Persaudaraan dalam Kasih selalu.

Anatta~Gotama Foundation.

Categories: Serba Serbi | 1 Komentar

Tradisi Spiritual Para Orang Suci Nusantara

Tradisi Spiritual Para Orang Suci Nusantara
TRADISI SPIRITUAL ORANG SUCI DARI SVARNADVIPA*

Bilamana kelima masa gelap itu tiba,
inilah waktunya untuk mentransformasikannya
ke dalam jalan kedewataan.

Inilah inti ‘amrita’ dari instruksi lisan,
yang diturunkan dari tradisi orang bijak Svarnadvipa.

Setelah membangkitkan karma dari latihan sebelumnya,
dan desakan dari pengabdian yang tinggi,
saya jauhkan ketidak-beruntungan dan fitnah,
dan menerima instruksi lisan untuk menjinakkan egoisme.

Sekarang, bahkan saat kematianpun,
saya tidak akan kecewa.

~ Geshe Chekawa Yeshe Dorje.
[Seorang Guru Tibet, penulis buku: ‘The Root Text of the Seven Points of
Training the Mind’]

PERTALIAN ANTARA TIBET – SVARNADVIPA – BALIDVIPA

Sebagian dari kita mungkin terperangah keheranan dan bertanya-tanya, darimana
Guru spiritual Tibet itu memperoleh ajaran Orang Suci Svarnadvipa itu? Bukankah
Svarnadvipa adalah nama kuno dari Sumatera?

Benar; seringkali kita kaget bila ternyata produk luar yang diagung-agungkan, ternyata asalnya malah dari Nusantara. Tibet memang sangat dekat dengan India, namun ternyata ajaran serta tradisi spiritualnya yang unik itu, lebih banyak diwariskan oleh Atisha Dipankara Shrijnana (982 – 1054). Siapakah beliau ini?

Atisha Dipankara adalah seorang pangeran dari kerajaan Benggala-India (Colamandala). Sejak usia yang amat dini beliau tak menunjukkan hasrat atau ketertarikan pada kekayaan duniawi maupun tahta kerajaan. Beliau malah lebih getol pada kekayaan batin, kehidupan spiritual. Dalam usia belasan tahun, beliau telah meninggalkan kehidupan kepangeranannya dan menjadi pertapa.

Dalam usia 20 tahun beliau telah mencapai tingkat yang tinggi dalam tradisi Tantra. Beliau melakukan perjalan suci (Tirthayatra) berkeliling India, menemui dan berguru pada 150 orang yogi, akhli dan guru-guru spiritual; namun belum menemukan Pencerahan yang beliau idamkan. Hingga akhirnya menerima ‘pawisik’ di Bodh Gaya, bahwa beliau akan memperoleh ‘Penerangan Batin’-nya melalui seorang Guru Utama di Sriwijaya. Maka, pada tahun 1011 berangkatlah beliau, dari India
selatan menuju Svarnadvipa di Nusantara.

Disinilah beliau berguru pada Serlingpa (sebutan pemuliaan bagi beliau dari siswa Tibet-nya, yang juga berarti Svarnadvipa Dharmapati – Orang Suci Guru Utama dalam Dharma dari Svarnadvipa), yang bernama Sri Dharmakitri selama 12 tahun.

Ketika itu yang menjadi raja di Sriwijaya adalah Sri Dharmapala, penerus dari Marawijayotunggawarman —pelanjut tahta dari Sri Cudamaniwarmadewa. Cudamaniwarmadewa— wangsa Warmadewa dari Balidvipa dengan permaisuri dari wangsa Sailendra, Javadvipa yang mulai menduduki tahta Sriwijaya sejak sekitar tahun 992. [Prof. Dr. R. Soekmono; 1973]

Sekembalinya ke India, beliau mengajar di beberapa perguruan di India Selatan, hingga tersebarnya berita ke seantero pelosok India hingga Tibet. Penguasa (raja) Tibet ketika itu, Yeshe O Lama, kemudian mengundang beliau untuk menurunkan ajarannya pada para Lama Tibet, pada tahun 1042.

Nah….sejak itu hingga wafatnya Atisha pada tahun 1954, di Tibet, ajaran Orang Suci Svarnadvipa —Serlingpa— secara turun-temurun diwariskan dalam tradisi spiritual Tibet. Kadampa adalah aliran yang paling berpengaruh di antara aliran-aliran Vajrayana atau Tantrayana Tibet, aliran yang berasal dari ajaran Orang Suci Nusantara pada jamannya.

Sesungguhnya, pertalian antara Siva-Buddha Nusantara dengan apa yang ada dan berkembang di India, Tibet, Nepal, Srilangka, Thailand, Kamboja, China, Jepang (Zen) dan yang lainnya, tiada pernah surut. Walau sempat mengalami hambatan beberapa lama, namun tak pernah putus sama-sekali.

Adalah Mpu Tantular, cucu dari Mpu Bharadah dan Mpu Kuturan, yang memberi warna
tersendiri pada Siva-Buddha Nusantara yang telah dirintis oleh para pendahulunya. Sutasoma dan Arjuna Wiwaha adalah dua mahakarya spiritual-filosofis indah yang hingga kini masih kita warisi.
WAKTUNYA UNTUK MENYEPIKAN-DIRI

Mengakhiri tulisan ini saya hadirkan nasehat-nasehat Atisha, yang amat bermanfaat di Kaliyuga ini bagi para penekun jalan spiritual.

Di masa Kaliyuga ini
bukanlah waktunya untuk mempertontonkan kemampuanmu;
saat ini adalah waktunya untuk berlatih dengan tekun.
Kini bukanlah saatnya untuk mencari tempat yang terhormat;
tetapi untuk merendahkan-diri.
Saat ini bukan waktunya untuk menyandarkan diri pada keramaian;
tetapi saatnya untuk menyandarkan diri pada tempat-tempat terpencil.
Saat ini bukan waktunya untuk mengatur murid-murid;
tetapi saatnya mengatasi diri sendiri.
Saat ini bukan waktunya hanya untuk mendengarkan kata-kata saja;
tetapi waktunya untuk merenungkan maknanya.
Bukan pula saatnya untuk pergi kesana-kemari;
saat ini waktunya untuk menyepikan-diri.

‘Menyepikan-diri’ disini tidaklah harus dimaknai secara literal dan kasat-mata sebagai masuk hutan, bertapa di gua-gua di pegunungan, atau yang sejenisnya. Ia lebih pada pada penyepian rasa diri (selfishness), kendati Anda tetap hidup di tengah hiruk-pikuk kehidupan duniawi moderen seperti sekarang ini. Namun memang mesti diakui kalau kian tak banyak —bahkan bisa dibilang— sudah sangat langka yang mampu demikian.

Sumber Kiriman: Beceka

Denpasar, 13 Juni 2000.
____________________
*Syair ini disadur dari: “Melatih Pikiran dan Mengembangkan Kasih Sayang”; Chogyam Trungpa; Penerjemah: Bhadravajra Heng Tuan; Penyunting: Suryananda; Yayasan Penerbit Karaniya – Bandung – Mei 1998; hal. 218.
Bahan bacaan:
1. Pintu Pembebasan (The Door of Liberation); Stephen Batchelor (1975); terjemahan Upasika Prita Melanie; Yayasan Dian Dharma – Jakarta; 1997.
2. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia – 2; Prof. Dr. R. Soekmono; Kanisius – Yogyakarta; 1973.
3. Buddhisme – Pengaruhnya dalam abad modern; Editor: FX. Mudji Sutrisno, SJ.; Kanisius – Yogyakarta; 1993.

Categories: Serba Serbi | 17 Komentar

Memandang 2010

Memandang 2010

Oleh: Kadang Sardiatmo dan Kandang Rudyto

Para Kadang dan Semua saudara, pada penutupan tahun 2009,Gantharwa mencoba melihat kondisi yang akan terjadi di 2010.

Berikut adalah gambaran atau simbol -simbol kejadian pada tahun 2010, yang akan di pertajam pada tutup suro 16 Januari 2010.

PandanganTahun 2010, adalah untuk kondisi secara umum yang terjadi didunia ini dan khususnya untuk Indonesia..
Adapun beberapa Lambang tidak ditulis untuk selanjutnya menjadi konsumsi intern.

Januari:
Mata yang berbentuk elips, hanya terlihat sebelah dan terbuka, melayang terbang ke awan yang mendung yang gelap seperti badai, mata itu mencari sesuatu, tapi tidak ketemu, turun ke darat tapi Baca lebih lanjut

Categories: Serba Serbi | 35 Komentar

Sharing Gathok Roso Tgl 3-4 Oktober ’09 di Jl BatikanNo 100 . YOgyakarta

371469Pertama saya berucap syukur semua berjalan dengan lancar tanpa kendala apa apa
Terimaksih sebelumnya kepada semua sederek yang hadir atau tidak hadir , yang terlihat dan tidak …yang telah berikan dukungan dan doa , juga yang terhormat sebagaipengisi acara ”

Om Benedektus dan Mas Sabdo Langit sudah bersedia nggayengke acara ini
Mohon dimaklumi bila ada selap selip nya dalam among tamu untuk sederek semua

Konsep mengalir dan apa adanya ini disengaja, seperti persiapan , tiada adanya buku tamu , atau rujukan aturan aturan yg menyangkut mekanis tertentu yg sering dikonsepkan dalam setiap acara .

bensMencoba bergerak dalam suasana yang APa ada nya..
Proses sama sekali ngglundungke terkait acara ini, dari persiapan , tempat , hingga lain2nya
Untuk menuntaskan Gathok Roso yang telah diadakan di Yogyakarta dengan aman dn lancar. sedikit saya akan tuliskan cerita .

Mengambil tema Gathok Roso ini diharapkan akan sangat mewakili . Kita semua seudah berhasil membuat Pancer Kahanan ..utk saat ini dan kelak sebagai rekam Semesta ada sejarah yang sangat sederhana pertemuan roso yang berkendaraan Raga . Cahaya melambung memancar hingga mengundang perhatian frekuensi tertentu utk ikut menykasikan dalam pertemuan tersebut ….

aku tengahMungkin di mata umum ini suatu hal yg biasa ,..tapi pertemuaan demikian sangat luar biasa.HIngga pada pukul 22.00 sudah di tandai adanya SYukruan Kecil dengan Tanda menyambut kedatangan intensitas Roso yang mengembang ..juga Intensitas Frekuensi Tinggi hadir menyaksikan .

Adanya keyakinan pertemuan demikian dilihat dari skala manusia bukan apa apa ,dari Roso semua itu tercatat dan Nafas Kebersamaan itu hadir ….terlepas dari atribut intelektual dan pemahaman .

Terkait dengan Penyampaian Om Bens dan Mas Sabdo coba saya lebur :

Isi = Kosong

Mati = Hidup

Beri = Menerima

Saling Melengkapi dan Memiliki Rasa Kemanunggalan

Kosong memiliki makna yang sangat Tidak Terhingga
Bila kita mengosongkan hal yang kasat indrea ,akan berikan toleransi Ruang SIkap tempt Roso utk bersemayan dan tumbuh dalam diri kita .

sabdo 2Kita yng terbiasa melihat Kosong itu tiada ,…
Kita yang terbiasa melihat Kosong itu tidak Mungkin
bagaimana ada keberanian utk beranjak dari Keksosongan , yang tiada yang mewakili Kemungkinan kemungkinan ada isi itu sendiri

Alam Pikir : Sesuatu yang ISi sesuatu yang harus ADa terukur suesatu yang Mungkin , sering menghimpit Pergerakan Gerak dn membelenggu adanya Rasa .
Analogi mudah ….kita sering sibuk membicarakan Tuhan ….
Bagaimana itu semua anggapan , Tidak bedanya rasa manis ….
Kita tidak mungkin uraikan Rasa manis tersebut. Bagaimana selalu tidak disadari seringnya melekat pada penguraian tentang tuhan sebagai pengakuan kelompok tertentu . Bagaimana mengurai tuhan ?rasa manis saja kita tidak bsia uraikan ?
tuhan bersifat kesadaran adanya pergerakan kebebasan roso dalam ber expresi memiliki berintensitas tinggi tidak mungkin …tidak ada dsb. Yang tentunya semua itu dilandasi adanya pertanggungjawaban dalam diri

Kosong dalam arti memiliki SIKAP yang Berpengathuan , SIkap Yang Ber Kaweruh Sikap yang BertanggungJawab Kedalam diri ..bukan semata mata SIkap melempar TanggungJawab Keluar Diri , lantas yang terjadi seringnya terlahir Kambing Hitam Tiada keadilan dan Penekanan

Kosong Isi  ~  Isi Kosong

Kosong dalam anggapan, penilaian , rasa pemenuhan ……akan menghadirkan intensitas Isinya Roso
Intensitas Isinya Roso tidak akan berbentuk apa apa bahkan diuraikan pun tidak bisa sama sekali dijabarkan

Kekosongan sebagai satu Intensitas adanya  Komunikasi  terhubung oleh sebuah ke  Welas Asihan~ Pengorbanan dan Pelayanan .
bagaimana semua di mulai dari Tanggung Jawab ke dalam diri sendiri

Keseimbangan Kaweruh dan Mengenal Hidup :

* Kita memiliki pengetahuan , tapi pikiran menyempit dalam pandanngan …..
* KIta memiliki Pandangan Luas , tapi Tidak ber pengetahuan

Ini yang akan menghadirkan pandangan salah …dan menciptakn Keterjebakan diri …
MenJadi Diri Sendiri yang memiliki Totalitas Pergerakan yang selaras dengan Alam Semesta, dalam arti Mengenal Hidup Diri sendiri / Diri Sejati tanpa Label dan Induksi apa apa lagi.

bagaimana saat ini semua aktifitas itu semua dengan Raga dan Pikiran ?
Atau melakukan itu semua dengan Rasa yang Beraga ……?
hanya diri kita semua yang bsia merenungkan ..

ndlongop~ Essensi muncul Kemanunggaalan
Manunggal bukan berarti Lenyap dan Tidak ada apa apa.
~ Roso memiliki Kebebasan Pergerakan
Yang dibutuhkan adanya  Rasa Welas Asih ..utk memunculkan pergerakan itu semua

Manunggal kehendak aktifitas menuju Sikap SUmeleh …..

Sumeleh yng bertnggungJawab dan  Sumeleh yang ber pengertian

Manunggal dalam Cipto Karso yang akan menyentuh Ranah Roso yangbaisa di sebut Ke illahian

Roso sebagai Sejating Urip/ Hidup/ Spirit ..sumber Kedamaian dan Pengetahuan Hidup itu sendiri dimana kita sanggup persembahkan adanya Rasa Layanan dan Pengorbanan

Leluhur jaman doleoe sangat nature dalam bergerak
Mereka selaras dengan ALam semetsa dan dirinya
DIsana mereka bisa menerima Pesan semesta tentang masa Depan
Bila disadari ……secara turun temurun ….dalam bhasa BIbit semua itu semakin luntur , ,,utk itu dipoerlukan SIkap SUmeleh , Nol , Roso utk kembali menumbuhkan keselarsan dalam diri dan sesama
Jagad Cilik dan Jagad Gede Sebuah ajaran kesadaran yangsangat tinggi ,…bahkan Tehnologi belum bsia menyentuhnya …

Cipto Karso Roso
Ning Neng Nung Nang Gong

Dengan Hening akan adanya Kehenengan…utk mendaptkn DUnung Petunjuk ,..lantas didpatkan Kewenangan utk melakukan itu semuanya utk bisa menggema dan bermanfaat buat diri dana sesama.

Sudah sekian lama diajarkan utn menjadi diri Sendiri bukan utk menjadi Manusia Cetakan yg memiliki Label label tertentu

Selintas Kiamat
Bila dikatakan Matahari Terbit dari Barat dan Terbenam dari Timur :
Ini seperti dua Koin kesadaran
Sebagai symbol yang semestinya tidak ditangkap secara harafiah .
Barat sebagai simbol Kesadaran Peradaban Tehnologi
Timur sebagai simbol Peradaban Kesadaran Batin

Bila Kuasa Peradaban Tehnologi semakin Menguasai danmenyamarkan pergerakan Kesadaran Batin yang terjadi Kehancuran /

Bagaimana bila ke dua sisi itu bisa saling melengkapi Manunggal dalam Totalitas….sangat bisa dibayangkan kedua hubungan itu hanya bisa Gathok oleh adanya Rasa Cinta Welas Asih sebagai satu alat Komunikasi Penghubung Rasa Kebebasan itu sendiri

Demikain Ulasan yang saya serap dalam perenungan , semalam hingga saya baru bisa tuliskan meski dalam bentuk dadakan pagi ini …
Mohon maafbila ada yang kurang pas …sumonggo dikoreksi mengingat keterbatasan dinding halaman , saya rasa cukup sekian terimakasih

Kebiasaan Raga memberikan Pembiasaan adanya ::Penilaian Indera terhalus sekalipoen :: yang sering mudah Menyamarkan membelenggu Pandangan dan Pergerakan Rasa yang ada

Matoenoweon
Saodaramoe
Salam Sejati

Categories: Serba Serbi | 78 Komentar

Tiiiiing

Tiiiiing
Oleh: Kadang Nata Warga

Mau dibilang mati juga tidak, tapi berada dalam alam yang cukup asing…
Pada awalnya melihat bumi dari kejauhan, setengah bulat saja..

wow.. getar getir juga.. saya tak mau melihat.. tak sadar atau otomatis seolah-olah menutup kelopak mata untuk tak melihat..
secepat itu kok terasa saya seperti jatuh kebawah dan pandangan bayangan seperti tutup maka makin lama makin terang, seperti ada lampu mobil menyorot ke mata saya dari jauh terus mendekat…

penasaran dan rasa penasaran ingin tahu, mencoba melihat.. ternyata saya telah berada di suatu tempat yang mana warna terang sekali seperti api las listrik namun saya tak silau atau tak merasa sakit matanya.. bukan terang putih, tapi terang jernih seperti air raksa yang jelas terlihat semua dengan terang.. semuanya indah, tidak ada bedanya jauh maupun dekat.. saya tidak berada di tengah maupun berada di pojok ataupun berada di atas dan bawah.. tapi saya berada seperti dalam keadaan ruang tertentu…

“ngapain nih.. kagak jelas, tempat mana nih?” gak ada siapa-siapa disana, gak jelas mau ngapain… tidak merasa khawatir, juga tidak merasa senang, yang ada hanya seperti perasaan saat tidur nyenyak… tidak merasa apa-apa… berucap dalam hati: apa kalau saya tutup mata maka akan berubah lagi? baru berucap otomatis seolah-olah menutup mata, keadaan terang, tapi merasakan perpindahan keberadaan..

barulah sayup-sayup mendengar ada yang sedang berbicara, langsung otomatis seolah-olah membuka mata, kali ini saya melihat banyak orang berpakaian setengah, hanya kain putih saja yang menyekat tubuh mereka sampai setengah dada, rambutnya diikat jambul ke atas, mereka layaknya resi-resi dari bali, yang saya ingat waktu itu kayak Pak NA, hanya tidak berjanggut dan kumis, mereka bersih, terlihat usianya sama semua, tapi rasa mengatakan ada yang sudah tua dan muda, namun wajah mereka tanpak bersih tanpa keriput..

“kisanak, ada apa berkunjung?” tiba-tiba yang cukup tua menyapa.. (walau tak tanpak tua) – bahasa yang dipakai bukan yang saya kenal, tapi saya mengerti dengan melihat kearah bibirnya saat berbicara.

eh… gak tahu, sahut saya polos… (tentu saya pakai bahasa Indonesia )
“lho kok tidak tahu?” terasa dia berucap bijak.. “bukankah ini yang kisanak mau?”, sambungnya..

emm… yang saya mau? rasanya saya tidak mau apa-apa? jawab saya agak pede.. (biasa anak muda )

“ini jawaban yang sudah sekian dimensi waktu belum pernah terdengar, banyak yang sampai tempat ini karena memang cita-cita dan tujuan mereka, apakah ini bukan tujuan kisanak”?

saya balik bertanya: apakah ini tempatnya?

langsung dijawab: “bukan!, ini bukan tempatnya”

kalau demikian, saya hanya mampir minum saja – saya langsung menambahkan sambil menepuk bahunya.
dan dia tersenyum sambil mengajak bersila dengan merangkul bahu saya juga dan diikuti yang lain mendekat duduk berkeliling… terasa lantainya bukan keramik, bukan tanah, bukan bahan padat, tapi terasa padat, layaknya seperti angin..
“Mari kisanak…” sambil di sambut bijak

Maaf, apakah setiap insan pasti lewat sini? saya memulai bertanya dengan harapan diberikan pemaparan..
Dimensi Lain
terasa badan di goncang… Baca lebih lanjut

Categories: Serba Serbi | 23 Komentar

::Silaturahmi Kadang di SOlo::Dari Rumah Guru Djoko ~ Nyekar ke Eyang Guru Suwahyo::

22-23 April 2009

Rasa syukur …kepada Gusti yang telah memberikan Ijin untuk terlaksananya pertemuan ini, sebagai satubagian dari sketsa perjalanan sebagai satu symbol tetap terjaga terjalinnya tali Komunikasi ….

Terimakasih kepada Mbah Moel yang telah bersedia menemani kami bersilaturahmi ..Terimakasih kepada Kadang Sarwanto yang telah memfasilitasi tempat pertemuan  Penantian yang cukup lama untuk mengunjungi Kadang Sinarawedi seperguruan di Solo , juga Kadang PK3  dan keluarga Almarhum Eyang Suwaho dan simpatisan  yang ikut memberikan dukungan  .

Sekianlama  hanya didenger dari cerita saja, kini telah ternyata terobati dengan kebetulan karena adanya kunjungan Kadang David ke Solo.Meski Terlebih dahulu telah janjian dengan Kadang David sebelumnya untuk ketemu.

Sore itu Meluncur dari Yogya pukul 18.15 ke SOlo ketemu Kadang  David, Kira kira perjalanan 1 jam kami bertemu, kemudian santai dan mampir dulu untuk isi perut ~ makan malam nasi liwet . Nuansa sangat komplit ketika diiringi Kidungan dari permintaan Kadang David kepada kelompok seniman Sinden jalanan untuk menyanyikan Lir~ Ilir.

1Setelah selesai makan sebagai rasa kangen Kadang David untuk menjenguk rumah orang tua Guru Joko, yang sekarang di tempati oleh Ibu Guru Joko (Mbah Moel).


::Rumah Guru Djoko::

Maka Kami menuju ke rumah  Guru JOKO Sebelumnya Janjian dengan Kadang Sarwanto (Putra dari Eyang Guru Suwahyo) di SOlo6495_1173068415003_1476814959_455407_759907_s . Ketika waktu menujukkan  Pukul 21.00 kami bertemu di Rumah Guru Joko . Disambut dengan senyum ramah  oleh Mbah Moel .Memperkenalkan diri  dengan obrolan santai, Bercerita glenak glenik dengan Mbah Moel Kadang  David DOdo dan Kadang Sarwanto dan satu kadang dari solo .

2Setelah sesaat cukup guneman bersama melepas kangen berikut berkenalan kami pamit menuju rumah EYang Guru Suwahyo.
Bersama Kadang Sarwanto sebagai Putra Eyang Guru Suwahyo …beberapa saat perjalanan di situ sudah ditunggu para kadang termasuk mas Tegoeh yang sejak jauh hari sudah mempersiapkan diri untuk hadir.

::Di Dusun Padoan::

6292_1077960237492_1480847003_30204005_7709030_sMasing masing memperkenalkan diri .Dalam keremangan malam di sebuah rumah dengan halaman yg luas dengan pohon bamboo di sekeliling nya .Rengeng rengeng masing masing dalam bertegur sapa dan beramah tamah ,Tema pembicaraan dari hal Perkenalan guneman canda

tawa hingga pada pembicaraan Kaweruh .

6495_1173068655009_1476814959_455413_5705220_s

Kami semua masing masing masing nyimak dalam pertemuan ini ,terasa sekali ada ruang kosong kembali terjalin dari pertemuan seperti ini .  Suasana sangat sangat hangar penuh rasa persaudaraan berikut masing masing menyampaikan dan   mendengarkan uraian dan pandangan secara bebas menyampaikan ditemani  teh camilan dan makan  malam  malam itu .

6292_1077958037437_1480847003_30204002_2838451_s

Bagaimanapun masing masing sangat menyadari pentingnya bekal  Kaweruh . Berkaweruh mnjadikan pandangan Wruh kemudian bisa diperankan dan bermanfaat untuk sesama …bukan sebagai pemenuhan ataupun sekedar keinginan menjadi begini dan begitu . Membicarakan tentang Kaweruh kesan pesan para Kadang menyampaikan dengan  semangat dan saling mengisi  ..jarang ada sesi pertemuan seperti ini .

Ada sisi sisi dasar  yang sempat hilang dari kadang Solo bagaimana Berkaweruh dengan cara yang ditenpuh selama ini .Tanpa mengurang semangat ,,sampaihari ini Niat mereka utk selalu berusaha menggali dan menggali… dan sangat diharapkanad asambung rasa dari kadang gantharwa dalamhal ini ..

Ada satu penyampaian dari Kadang Sarwanto yang sangat nearik bagaimana pertama kali mempelajari PK3 . Saat itu beliau mengalami sebuah kesulitan pilihan dalam  hidup ,terasa tiada pilihan ,hidup ‘terasa’ penuh dengan cobaan ,terasa tiada jalan lagi …penuh rasa s1480847003_30204003_3389192“pasrah ”  Saat beliau merenungkan semua ..tiba tiba kehadiran sosok bapaknya yaitu Eyang guru Suwahyo dihadapannya ..lantas mengatakan ..bukalah buku catatan ( buku pembelajarn PK 3 ) yang selama itu  Kadang Sarwanto belum sempat mempelajrinya semenjak Eyang Guru meninggal .

Merasakan berikut melihat kedatangan ayah nya ( Eyang Guru Suwahyo ) dalam perenungan bukan hal yang biasa ..kadang Sarwanto mengikuti pesan .Dengan cara memahamai apa yang ada dalam buku dan dijalani dengan rasa apa adanya .Semenjak itu kemudahan kemudahan dalam Hidupnya mulai berubah …hingga semua sudah kembli jauh lebih baik ..

Tak terasa Pukul 00.15 ..disana ada sebuah laku yang masih menjadi sejenis ritual  yaitu mengitari/mengelilingi  kampung sebanyak tiga kali saat malam jum’at . Dan kami pun ikut melakukan keliling kampung .Hingga Pukul 3 selesai semua dilakukan. 6Setelah itu pembicaraan dilanjut sejenak. Tidak terasa waktu menujukkan Pukul 4.00 dan kami pun beranjak siap kembali pulang . (Namun sebelum pulang, menyempatkan diri untuk berkunjung ke Makam Mbah Guru Wahyo, yang ternyata tidak jauh dari kediamannya.)

::Beberapa Catatan Kesan dan pesan tertangkap  dari Mas Tegoeh sebagai ( Simpatisan/ Siswa  Gantharwa) yag ikut berikan dukungan , sebagai berikut ::

1.Kadang Solo menguraikan dari Proses penerimaan murid di Padoan: dengan cara kungkum di kali Tempuran . Tangkapan kami utk menguji tekad kesungguhannya belajar kawruh. Maksud untuk melatih Karso sejauh apa calom murid mau belajar. (Disana tidak ada bimbingan seperti yang dilakukan di Bandung (Gantharwa), tapi semua mengali dan mencari kedalam sendiri.)

2.Proses pemuridan-pembelajaran di Padoan. begitu murah hati dlm pemberian “kunci”.,

Pandangan Kadang dodo   : Selama Kunci menjadi Pencapaian Keutamaan dari Tujuan , ketika itu terjebak dalam  kepuasan   yang akanmembawa dampak   sekedar  Label dan menjadi bingkai hiasan dalam diri .,.

3. Diskusi antara MAS David & MAS Sarwanto menelaah kitab-mantra dari Eyang Guru.

4. Proses komunikasi perkembangan pembelajaran Gantharwa-PK3 yg terhambat oleh tehnologi. PK3 masih mengandalkan sarasehan copy darat…. (dengan ternyata murid-murid yang mau belajar sangat terbatas, maka bersyukurlah yang memiliki fasilitas lebih, jangan sampai disia-siakan)

5. Fenomena Nyata  di makam Eyang Guru. (Note mas David: ~Masing-masing menerima pesannya sendiri, ada yang tidak ada, ada yang ada~)

6. “Siapa yg bersungguh-sungguh, akan menemukan yg dicarinya” memang benar adanya, plus bonus “ada kemudahan di dalam kesungguhan”. Yang rasakan banyak pribadi halus yg mendukung/turut berbahagia disaat para murid mempererat persaudaraan dlm kesatuan ukuran .Cipto~ Karso- dalam  SEJATi ning Raos.

7. Kerinduan kadang di Padoan-PK3 utk srawung dgn poro kadang di Gantharwa. Karena Kadang David punya kesempatan menguraikan makna dari seluruh pelajaran yang erat kaitannya dengan isi PK3 itu sendiri.

8. Penjelasan MAS David ttg penglihatan pusaka dlm bentuk batu di tengah sawah-pengalaman pengambilan pusaka.

9. Terimakasih kpd MAS Sarwanto sekeluarga utk nasi liwet & nogosari nya (saya habis 6 bungkus).

10.Terimakasih mas Sarwanto-mas David-mas Dodo-semua kadang PK3.
Salam PK3- Salam SEJATi.

11. Penjelasan ttg KASUNYATAN yg sebelumnya (asLi) salah kaprah.

Demikian uraian yangbisa disharingkan bersama . Sebagai catatan kaki penyampaian , setidaknya dalam pertemuan sebagai satu pembelajaran berikut menjaga dan perekat komunikasi yang  akan membawa dampak motivasi rasa kebersamaan .

~Damai di Hati Damai DI Bumi~

Disunting oleh :

Kadang David Goh~Simpatisan sdr .Tegoeh~Kadang A.Widodo

Salam Sejati

Categories: Serba Serbi | 4 Komentar

::Selembar Serat Abang Wasitah~Wasilah diri::

spirit_of_the_savior_dean

Penyampaian ini sekedar wacana..jauh dari nilai2 ilmiah dan bukan dlm kerangka religius…
Bagaimna sesuatu yg dikenal akan “Sebuah yang  lebih” terpaku dan tersimpan pd kekuatan yg
lebih tinggi , berada pd posisi ”potensi potensi ” batiniah sbg pendekatannya…

Keyakinan ”diluar itu” yg dimiliki ,bebas dgn label apapun..bukan satu jalan sbg “”Skala Kuasa Pembenaran””

Dan Bukan juga dlm arti banyak jalan..yg malah membingungkan..Namun semua beranjak pd nilai2 “”Kemanusiaan dan Kesetaraannya..””~bisa seperti selembar  serat abang Wasitah ( Spirit ) melalui Wasilah-wasilah ( hubungan) yg tersimpan …

Bagaimana peradaban yg semakin maju melesat,lebih pada kita bukan utk ajang kompensasi melalui
crita2 turunan yg demikian ~religius dsb. Bgmna sekarang sangat
terbukanya informasi,utk lebih memberikan perhatian kpd kedewasaan
pandangan…keluasan wacana apakah malah mempersempit dlm belenggu
”hanya satu satunya “” yang berlaku benar ????

Dulu sang Copernicus melukiskan gejala banyak orang tdk menerima,selanjutnya?peradaban melampaui loncatan yg sangat jauh
setelah sekian lama baru diakui…

Saat ini manusia sdg mengalami massa transisi lompatan besar kembali,apa yg mustahil kelak akan menjdi fakta…dimana masing2
mencoba berperan ”Memahami Rahasia Pribadi”

Sekarang kita semua sdg berusaha bagaimna meraih masa depan yg lebih baik,

Semoga..semua makhluk Bahagaia damai dan   sejahtera.. selalu  dalam SEMANGAT utk mulai sejenak demi sejenak berani kembali ke dalam diri …hingga mulai ikut Andil dalam Memerdekakan akan Rahasia KEbebasan Batin yang sekian lama Terabaikan dalam belenggu  ….~

Salam Sejati

Categories: Serba Serbi | 17 Komentar

Blog di WordPress.com.