SEMBILAN POKOK AJARAN SYEKH SITI JENAR

MASIH RELEVANKAH AJARAN SYEKH SITI JENAR DEWASA INI?
Oleh: Ir. Achmad Chodjim, MM

Tema seminar/sarasehan budaya hari ini adalah agama ageming aji, yaitu agama sebagai nilai-nilai luhur yang menjadi landasan hidup bangsa Indonesia, sesuai dengan sila pertama pada Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa. Agama dalam bingkai ageming aji bukanlah agama dalam arti golongan atau agama sebagai organisasi (organized religion), tetapi agama sebagai basis moralitas dan perilaku manusia.

Agama dalam arti ini pernah menjadi polemik dan perang wacana di Kepulauan Nusantara –karena Indonesia belum lahir– dan tepatnya di P. Jawa pada pertengahan abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16.

Tokoh sentral dalam polemik dan perang wacana pada masa itu adalah Syekh Siti Jenar atau dikenal dengan nama Syekh Lemah Abang. Dia seorang guru dan pelaku spiritual yang mengajarkan agama sebagai jalan hidup dan bukan sebagai kepercayaan. Meskipun Syekh seorang muslim, tetapi ajarannya menarik berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang ada waktu itu. Mereka yang belajar dan menjadi murid Syekh berasal dari berbagai kalangan, baik kalangan elite –yaitu para adipati– maupun rakyat biasa. Mereka berasal dari pemeluk Hindu, Biddha, Syiwa-Buddha, Islam, dan pemeluk kepercayaan yang berkembang di Jawa waktu itu.

P1080962
Foto bersama Saudara dari PU, SI, BECEKA, Gantharwa, dan praktisi spiritual yang lain di kediaman Ahcmad Chodjim 210509.

Apa yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar sehingga daya tarik ajarannya luar biasa dan menyebabkan penguasa Kesultanan Demak Bintara kegerahan waktu itu? Yang diajarkan sebenarnya bukanlah hal yang asing bagi mereka yang hidup di Kep. Nusantara waktu itu. Yang diajarkan adalah paham MKG (Manunggaling Kawula Gusti), yaitu satunya hamba dengan Tuhan. Paham ini sudah ada di agama Hindu dan Buddha yang sebelum berdirinya Kesultanan Demak, dipeluk oleh mayoritas penduduk Nusantara. Paham ini diikuti oleh kalangan sufi dalam agama Islam. Bahkan, mereka yang dikenal sebagai anggota Walisanga juga berpaham MKG. Padahal, berdasarkan sejarah Walisanga yang bergelar sunan itu adalah pendukung dan penasehat Sultan Demak di zaman itu.

Meskipun Walisanga dan Syekh Siti Jenar sepaham, tetapi pada tataran implementasinya dalam kehidupan berbeda. Bagi Siti Jenar, MKG merupakan landasan, jalan dan alat untuk menjadikan manusia merdeka sejati. MKG menggerakkan manusia untuk menjadi dirinya sendiri, menjadikan manusia yang memiliki kepribadian. Inilah inti dari MKG yang diajarkan oleh Syekh Siti Jenar. Tentu pikiran semacam ini melompat terlalu jauh ke depan pada zamannya. Jangankan pada masa 500 tahun yang lalu, dewasa ini saja sebagian besar orang tidak hidup sebagai pribadi, tetapi hidup berdasarkan pikiran orang lain.i Sedangkan MKG yang diajarkan oleh Walisanga lebih bersifat teoritis, dan tidak memberikan implikasi nyata dalam kehidupan masyarakat.

Ajaran MKG Siti Jenar mendobrak feodalisme yang tumbuh subur pada masa itu, sedangkan Walisanga justru melanggengkan sistem feodalisme. Syekh membangkitkan kesetaraan antara kawula (rakyat) dengan rajanya (Gusti). Walisanga melestarkan sistem rakyat menyembah raja. Syekh membebaskan orang dari belenggu ketakhayulan dan pikiran picik, sedangkan Walisanga malah menjadikan agama dan kepercayaan sebagai alat kekuasaan.

Puncak pertarungan paham berakhir ketika Sultan Patah memerintahkan Walisanga untuk menghentikan kegiatan mengajar Syekh dan pengikutnya dihancurkan. Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, kata peribahasa. Ajaran Syekh Siti Jenar dipadamkan –meski demikian, ajaran SSJ tetap berjalan dan disampaikan secara sembunyi-sembunyi. Rakyat patuh kepada raja secara pasif, sedangkan kalangan elite berebut kekuasaan. Akibatnya, umur kerajaan tak ada yang panjang, Demak jatuh disusul dengan berdirinya Pajang, dan dalam satu generasi saja Pajang hilang dan muncul Mataram.

Karena rakyat bodoh dan elite kerajaan berebut kekuasaan, maka Mataram hanya dalam kurun waktu 50 tahun berdiri sudah goyah karena adanya infiltrasi VOC, yang akhirnya Mataram menjadi negara taklukan VOC. Hal ini saya sampaikan dalam seminar/sarasehan ini agar dapat menjadi pelajaran bagi bangsa Indonesia. Dengan memperhatikan kembali ajaran Syekh Siti Jenar kita akan dididik untuk menjadi manusia merdeka, sehingga siap untuk menahan gangguan dan ancaman asing agar bangsa Indonesia tidak terus-menerus terjajah oleh negara lain dalam segala bentuknya.

Sembilan Ajaran Pokok Syekh Siti Jenar

Sebagaimana dituturkan di atas, manusia hidup di atas bangunan opini atau pendapat orang lain. Pada umumnya manusia tidak mengetahui hakikat hidupnya sendiri, dan tidak mengetahui dengan pasti apa yang akan terjadi pada dirinya. Pikiran sebagian besar orang merupakan pendapat orang lain, sehingga kita berbicara menggunakan bahasa orang lain. Mereka yang berpengaruhlah yang telah menanamkan pengaruhnya yang berupa bahasa, perilaku, pendapat, dan sebagainya untuk membangun identitas tunggal.

Adalah Kierkegaard –seorang filosof Barat– yang menyatakan bahwa sekelompok besar orang selalu menghilangkan identitas pribadi. Oleh karena itu, sebagian besar orang yang beragama (memeluk agama resmi) biasa melakukan ritual dan menjalankan apa yang biasa dilakukan atau diharapkan oleh orang lain, tanpa penghayatan pribadi apa yang dilakukankannya. Kebanyakan orang hidup dalam kedangkalan dan formalisme kosong, dan demikianlah yang terjadi sehingga seluruh generasi terjebak dipinggiran akal budi yang berlumpur. Inilah yang menyebabkan roda kemajuan berhenti berputar.[i]

Pendapat sebagai hasil olah pikir manusia berkembang terus, dan bila pemikiran seseorang, suatu golongan atau bangsa mandek, maka ia akan terlindas oleh perubahan yang terjadi di dunia ini. Bangsa yang pemikirannya terlindas atau tertinggal akan menemui banyak masalah dalam hidupnya, dan kenyataan itu bisa kita saksikan dewasa ini. Perhatikanlah apa yang terjadi pada negara-negara tidak maju atau sedang berkembang! Kemiskinan, kebodohan, mutu kesehatan yang rendah, serta rusaknya lingkungan hidup merupakan bukti mandeknya pemikiran.

Tanpa berpikir manusia tidaklah sama dengan hewan, tetapi malah lebih buruk daripada kehidupan hewan. Bila hewan lapar, maka secara naluri akan tertuntun menuju sumber makanan, tetapi tanpa berpikir untuk mencari makan manusia akan mengalami kematian. Oleh karena itu, manusia berandai-andai, dan perlu berasumsi. Manusia berusaha menggunakan akal-pikirannya untuk menciptakan nilai tambah pada segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Berbagai benda diberi nilai atau “aji” sesuai dengan tingkat kelangkaannya.

Pendapat apabila sudah diterima oleh suatu kelompok orang maka akan menjadi kebenaran bagi kelompok itu. Meskipun kitab-kitab suci dalam berbagai agama dikategorikan sebagai wahyu dan bukan pendapat, tetapi dalam implementasinya tetap menggunakan olah pikir alias pendapat. Dan, pendapat tentunya dimaksudkan untuk menyamankan, memudahkan, dan menimbulkan kesejahteraan umat. Itulah pendapat yang diperlukan!

Jadi, bukan kebenaran hakiki atau kebenaran harfiah suatu pendapat yang perlu diperhatikan. Yang perlu diperhatikan adalah apakah pendapat itu bisa digunakan untuk menimbulkan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi umat manusia, minimal bagi mereka yang meyakini pendapat itu. Dan, yang perlu kita tolak adalah pendapat yang menimbulkan kezaliman, kesengsaraan dan kriminalitas bagi manusia.

Nah, ajaran pokok yang pertama dari Syekh Siti Jenar adalah tidak mengabsolutkan pendapat. Pendapat boleh diperdebatkan, akan tetapi pendapat tidak untuk melindas pendapat orang lain. Munculnya berbagai mazhab dalam berbagai agama di dunia membuktikan bahwa ajaran agama pasca pendirinya sebenarnya merupakan pendapat yang dikembangkan dari ajaran asal agama itu. Jadi, kebenaran pendapat adalah kebenaran yang dibangun atas akseptabilitas masyarakat atau komunitas tempat pendapat itu berkembang.

Ajaran pokok yang kedua adalah menjadi manusia hakiki, yaitu manusia yang merupakan perwujudan dari hak, kemandirian, dan kodrat.
Hak. Kebanyakan kita berpendapat bahwa kita harus mendahulukan kewajiban daripada hak. Perhatikanlah para pejabat kita selalu menuntut rakyat untuk menjalankan kewajibannya dulu sebelum mendapatkan haknya. Warga dituntut membayar pajak, mematuhi undang-undang dan peraturan yang ditentukan oleh para elite politik, dan melaksanakan berbagai macam kepatuhan. Menurut Syekh Siti Jenar, harus ada hak hidup lebih dulu. Inilah kebenaran! Tak ada kewajiban apa pun yang bisa diberikan kepada seorang bayi yang baru dilahirkan. Oleh karena itu, begitu seorang bayi manusia dilahirkan semua hak-haknya sebagai manusia harus dipenuhi terlebih dahulu.
Tidak peduli ia dilahirkan di keluarga kaya atau miskin, hak memperoleh pengasuhan, perawatan, penjagaan, perlindungan, dan mendapatkan pendidikan harus dipenuhi. Hak-hak tersebut dipenuhi agar ia menjadi manusia yang dapat menjalankan kewajibannya sebagai anggota keluarga, masyarakat, dan negara. Dengan cara itu akhirnya ia menjadi manusia hakiki, manusia sebenarnya yang dapat berkiprah dalam kehidupan nyata, baik sebagai pribadi maupun warga sebuah negara. Salah satu unsur untuk menjadi manusia yang hidup merdeka terpenuhi.
Kemandirian. Pemenuhan hak dan kewajiban barulah tahap awal untuk menjadi manusia hakiki. Tahap berikutnya adalah mendidik, mengajar, dan melatihnya agar bisa menjadi manusia yang hidup mandiri. Ia harus diarahkan agar mampu hidup yang tidak tergantung pada orang lain. Dengan demikian, kehidupan mandiri akan tercapai bila terjadi kesalingtergantunga n antar anggota masyarakat dan sekaligus kemerdekaan (interdependence and independence) .

Perhatikanlah keadaan ekonomi masyarakat Indonesia sekarang ini. Kita amat sangat tergantung pada bantuan atau hutang luar negeri. Negara yang dilimpahi kekayaan alam yang luar biasa ini justru dihisap oleh negara-negara maju di dunia ini. Setiap bayi yang dilahirkan yang seharusnya merupakan aset negara, ternyata tumbuh menjadi manusia-manusia pencari kerja dan bahkan menjadi beban negara. Hal ini disebabkan terjadinya manusia-manusia yang tergantung pada orang lain. Hubungan yang terjadi adalah hubungan orang-orang lemah dengan orang-orang kuat. Yang lemah merasa sangat memerlukan yang kuat, sedangkan yang kuat berbuat tidak semena-mena terhadap mereka yang lemah.

Akibat dari keadaan tersebut tambah tahun pengangguran akan semakin bertambah besar. Yang menjadi gantungan relatif tetap, sedangkan yang menggatungkan diri bertambah banyak. Terjadi relasi yang tidak seimbang, sehingga kehidupan masyarakat menjadi rawan.
Kodrat. Inilah unsur berikutnya yang menopang asas hak dan kemandirian dalam kehidupan masyarakat. Kodrat pada manusia merupakan kuasa pribadi. Kodrat tidak didapat dari luar diri. Dengan demikian kodrat tidak berasal dari pelatihan dan pendididikan. Tetapi kodrat harus diberikan ruang yang kondusif agar suatu bentuk kemampuan khusus yang dianugerahkan pada setiap orang bisa terwujud. Dalam hal ini, pelatihan akan meningkatkan kualitas kodrat yang dimiliki seseorang.

Dalam psikologi kodrat dapat dikatakan hampir sama dengan talenta. Bila seseorang tidak diberikan kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan dirinya, maka kodratnya kemungkinan besar tak akan terwujud. Padahal, kodrat yang ada pada diri seseorang itulah yang bisa menjadi sarana untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya. Bila setiap orang bisa mewujudkan kodratnya, maka akan terwujud hubungan yang saling memberikan dan sekaligus saling membutuhkan. Setiap orang akan memiliki nilai tawar bagi orang lain.

Harmonisasi dan ikatan antar warga negara akan menguat bila sebagian besar penduduknya bisa mewujudkan ketiga unsur manusia hakiki tersebut. Keragaman masyarakat pun kecil dan kesenjangan ekonomi dapat dinihilkan. Akhirnya jati diri manusia akan muncul dengan sendirinya, dan kita akan menjadi bangsa yang kokoh dan tidak mudah diprovokasi.

Ajaran pokok Syekh yang ketiga adalah hubungan antara satu orang dengan orang lain merupakan hubungan kodrat dan iradat. Hubungan satu orang dengan orang lain bagaikan hubungan kerja dalam satu tim, sehinga tidak terjadi hubungan posisi yang memerintah dan yang diperintah. Tak ada hubungan kekuasaan. Antara manusia yang satu dengan yang lain terikat oleh kodrat dan iradatnya, sehingga seperti hubungan sel yang yang satu dengan sel lainnya dalam satu tubuh, dan hubungan organ yang satu dengan organ lainnya dalam satu tubuh.

Kalau kita amati cara kerja organ-organ dalam tubuh manusia, maka kita akan ketahui bahwa masing-masing organ –seperti otak, penglihatan, penciuman, pendengaran, paru-paru, jantung, hati, ginjal, usus, dan lain-lain– akan bekerja sama, dan masing-masing menjalankan peranannya. Seharusnya kehidupan masyarakat manusia juga demikian. Dengan mewujudkan masyarakat yang berupa kumpulan manusia-manusia hakiki, masing-masing orang atau kelompok menjalankan fungsinya dengan benar, maka akan terbentuk kehidupan yang sehat dan tidak terjadi penghisapan antara orang yang satu terhadap orang lainnya. Inilah kehidupan dunia yang didambakan oleh Syekh Siti Jenar, yang justru sekarang tumbuh dan berkembang di negara maju.

Ajaran pokok yang keempat : segala sesuatu di alam semesta ini adalah satu dan hidup. Dalam salah satu pupuhnya disebutkan bahwa bumi, angkasa, samudra, gunung dan seisinya, semua yang tumbuh di dunia, angin yang tersebar di mana-mana, matahari dan rembulan, semuanya merupakan keadaan hidup. Jadi, semua yang ada merupakan wujud kehidupan.

Menurut Syekh Siti Jenar yang dinamakan makhluk hidup adalah kehidupan yang terperangkap dalam alam kematian. Zat mati tak akan dapat menimbulkan kehidupan, sedangkan zat hidup tak akan tersentuh kematian. Tuhan disebut zat yang mahahidup karena Dia eksis karena Diri-Nya sendiri. Kekuatan hidup-Nya mengalir dalam alam kematian sehingga muncul sebagai makhluk hidup. Sekarang bandingkan dengan tulisan-tulisan dari Barat dewasa ini, akan kita temukan pernyataan mereka bahwa semuanya satu, semuanya hidup. Dengan demikian, pandangan Syekh Siti Jenar luar biasa. Banyak pandangannya yang justru bersesuaian dengan pandangan kaum teosofi maupun para spiritualis dari Barat.

Bila kita menyadari bahwa lingkungan kita adalah keadaan yang hidup, maka tentu kita akan memperlakukan lingkungan kita dengan sebaik-baiknya karena kita dan lingkungan kita sebenarnya satu dan sama-sama sebagai keadaan yang hidup. Bila kita menyadari tentu kita akan berhati-hati dalam memperlakukan lingkungan kita.

Ajaran pokok yang kelima: pemahaman tentang ilmu sejati. Dikisahkan dalam Serat Siti Jenar yang ditulis oleh Aryawijaya: Sejati jatining ngèlmu, lungguhé cipta pribadi, pustining pangèstinira, gineleng dadya sawiji, wijanging ngèlmu dyatmika, nèng kahanan eneng ening. Hakikat ilmu sejati itu terletak pada cipta pribadi, maksud dan tujuannya disatukan adanya, lahirnya ilmu unggul dalam keadaan sunyi dan jernih.

Menurut Syekh Siti Jenar manusia haruslah kreatif karena manusia telah diberi anugerah oleh Yang Mahakuasa untuk dapat mengaktualisasikan ilmunya yang berasal dari dalam dirinya sendiri. Jadi, ilmu sejati bukanlah ilmu yang kita terima dari orang lain. Yang kita dapatkan melalui indra, pengajaran dari orang lain, itu hanyalah refleksi ilmu. Dan, ternyata sejak abad ke-20 pemahaman bahwa ilmu lahir dari kedalaman batin telah menjadi pemahaman yang universal. Itulah sebabnya orang-orang Barat tekun dalam melakukan perenungan dan pengkajian terhadap tanda-tanda di alam semesta.

Jadi, harus ada suasana kondusif bagi orang-orang yang mendalami ilmu pengetahuan. Suasana kondusif bagi ilmuwan adalah iklim kerja yang membuat ilmuwan tersebut dapat bekerja dengan tenang, nyaman, dan bebas dari berbagai penyebab kekalutan dan kesulitan. Dan, tentunya hak-hak untuk dapat menjadi ilmuwan sejati haruslah dipenuhi. Ingat, setiap orang telah diberi potensi dan talenta yang disebut kodrat. Dan, bagi mereka yang memiliki kodrat untuk menjadi ilmuwan harus disediakan iklim kerja yang kondusif sehingga bisa menghasilkan hal-hal yang dibutuhkan manusia.

Ajaran pokok yang keenam: umumnya orang hidup saling membohongi. Banyak hal yang sebenarnya kita sendiri tidak tahu, tapi kita menyampaikannya juga kepada teman-teman kita. Hal ini banyak sekali terjadi dalam ajaran agama. Banyak orang yang sekadar hafal dalil, tetapi sebenarnya dia tidak mengetahui apa yang dimaksud oleh dalil itu. Akhirnya pemahaman yang keliru itu menyebar dan terbentuklah opini yang salah.

Masyarakat yang dipenuhi dengan pemahaman dan opini yang salah sama dengan masyarakat yang dipenuhi sampah. Masyarakat demikian pasti rawan terhadap serangan penyakit. Oleh karena itu, masyarakat harus dibebaskan dari berbagai macam kebohongan. Masyarakat harus diajar dan dididik untuk memahami segala sesuatu seperti apa adanya.
Agar tidak hidup saling membohongi manusia harus kembali mengenal dirinya. Setiap orang harus dididik untuk menyadari perannya dalam hidup ini. Para cerdik cendekia harus mengerti fungsinya di dunia. Orang harus diajar untuk bisa mengerti dunia ini sebagaimana adanya. Agama harus diajarkan sebagai jalan hidup dan bukan alat untuk meraih kekuasaan. Oleh karena itu, keimanan harus diajarkan dengan benar dan bukan sekadar diajarkan sebagai kepercayaan. Iman harus diajarkan sebagai penghayatan, pengalaman, dan pengamalan kebenaran.

Ayat-ayat kitab suci harus dipahami berdasarkan kenyataan, dan tidak diindoktrinasikan serta diajarkan secara harfiah sesuai dengan asal kitab suci tersebut. Agama harus diajarkan secara arif dan bisa dibumikan, tidak terus menggantung di langit. Agama harus diterjemahkan dalam bentuk yang dapat dipahami dan dipraktikkan oleh masyarakat penerimanya.

Ajaran pokok yang ketujuh: nama Tuhan diberikan oleh manusia. Lima ratus tahun yang lalu Syekh telah menyatakan dengan tegas bahwa manusialah yang memberikan nama pada Tuhan. Oleh karena itu, nama bagi Tuhan bermacam-macam sesuai dengan bahasa dan bangsa yang menamai-Nya. Dan, perlu diketahui bahwa Tuhan sendiri sebenarnya tidak perlu nama, karena Dia hanya satu adanya. Sesuatu diberi nama karena untuk membedakan dengan sesuatu lainnya. Nama diberikan agar kita tidak keliru tunjuk atau salah sebut.

Bagi Syekh Siti Jenar, apapun sebutan yang diberikan kepada-Nya haruslah sebutan yang terpuji, yang baik, yang pantas. Bahkan dalam Alquran dinyatakan dengan tegas pada Q. 7:180 bahwa manusia diperintah untuk memohon kepada-Nya dengan nama-nama baik-Nya, atau al-asmâ-u l-husnâ. Dan, pada Q.17:110 dinyatakan bahwa Dia dapat diseru dengan nama Allah, Ar Rahman, atau dengan nama-nama baik-Nya yang lain.

Sungguh, sangat mengherankan bila di zaman sekarang ini kita berebut nama Tuhan. Secara teoritis umat Islam dididik untuk meyakini bahwa Tuhan itu Yang Maha Esa. Tetapi, dalam kenyataannya sebagian orang Islam –seperti yang terjadi di Malaysia – malah meminta orang yang beragama lain untuk tidak menggunakan lafal Allah bagi sebutan Tuhan pada agama lain tersebut. Inilah pemahaman yang salah! Kalau kita –yang Muslim— menolak pemeluk agama lain menyebut Allah bagi Tuhannya, maka secara tak sadar kita mengakui bahwa Tuhan itu lebih dari satu.

Sudah waktunya kita ajarkan ketuhanan dengan benar sehingga kita tidak berebut tulang tanpa isi. Kita harus menyadari sepenuhnya bahwa mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dengan benar itulah yang amat penting dalam hidup ini. Bagi orang Indonesia , menghayati dan mengamalkan nilai-nilai ketuhanan dengan benar merupakan penegakan Sila yang pertama.

Ajaran pokok yang kedelapan: raja agama sesungguhnya raja penipu. Sebagaimana telah diterangkan bahwa agama adalah jalan hidup. Oleh karena itu, agama harus diajarkan untuk menjadi jalan hidup, sehingga pemeluk agama bisa hidup tenang, bahagia dan bersemangat dalam menjalani hidup. Agama harus diajarkan untuk menjadi landasan moral dan perilaku, sehingga agama benar-benar sebagai nilai luhur dan menjadi rahmat bagi semesta alam.
Syekh tidak ingin membohongi masyarakat Jawa, oleh karena itu agama islam diajarkan dengan cara yang pas bagi bumi dan manusia Jawa. Untuk hal itu diperlukan penafsiran, dan tidak disebarkan dalam bentuk budaya asalnya. Agama tidak disebarkan dengan kekuasaan raja, sebab menurut Syekh raja yang memanfaatkan agama adalah raja penipu. Sering terjadi bahwa untuk memenuhi kepentingan penguasa, agama dijadikan alat menguasai rakyat. Agama yang seharusnya dikuasai oleh rakyat, yang terjadi justru sebaliknya yaitu rakyat yang dikuasai oleh agama.

Jika di Eropa pada abad ke-19 orang-orang mulai mempertanyakan peranan agama, dan bahkan ada yang memandang bahwa agama sebagai candu bagi masyarakat dan harus disingkirkan dari gelanggang kehidupan bernegara, maka empat ratus tahun sebelumnya Syekh Siti Jenar justru ingin menerapkan agama sebagai penyegar dan pencerah bagi pemeluknya. Oleh karena itu, agama diajarkan tanpa melibatkan kekuasaan negara. Di sinilah Syekh bertabrakan dengan kepentingan Walisanga.

Syekh amat sadar bahwa di dunia ini penuh dengan tipu daya. Hampir di semua negara pada waktu itu terjadi relasi keuasaan antara raja/penguasa dengan para tokoh agama. Dengan kata lain, raja dan tokoh agama berbagi kekuasaan. Yang dikuasai dan yang dijadikan pijakan hidup oleh raja dan tokoh agama adalah rakyat. Inilah yang oleh Syekh disebut sebagai penipuan. Oleh karena itu, sudah waktunya agar agama benar-benar menjadi milik masyarakat, dan negara tidak mengurusi agama. Yang diurusi oleh negara adalah tegaknya hukum positif, perlindungan bagi setiap orang tanpa memandang agama dan kepercayaannya. Yang diurusi oleh negara adalah kemakmuran, kesejahteraan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

Ajaran pokok yang kesembilan: segala sesuatu di alam semesta adalah Wajah-Nya. Inilah ajaran puncak dari Syekh Siti Jenar. Dunia adalah manifestasi wujud yang satu, dan hakikat keberadaan bukanlah dualitas. Sehingga, kemana pun kita hadapkan diri kita, maka sesungguhnya kita senantiasa menghadap Wajah-Nya. Semua adalah penampakan Wajah-Nya. Sekarang marilah kita cicipi dua bait puisi dari Syekh Siti Jenar.

Bersanggama dalam keberadaan
diliputi yang ilahi
hilanglah kehambaannya
lebur lenyap sirna lelap
digantikan keberadaan Ilahi
kehidupannya
adalah hidup Ilahi

Lahir batin keberadaan sukma
yang disembah Gusti
Gusti yang menyembah
sendiri menyembah-disembah
memuji-dipuji sendiri
timbal balik

dalam hidup ini

Jadi, pada puncak perenungan dan keheningan diri terjadilah penegasian eksistensi diri yang terkurung raga. Ditegaskan bahwa kehambaan telah lenyap, sudah hilang. Bila kehambaan masih tetap eksis maka di alam semesta ini masih berada dalam keadaan dualitas. Keadaan inilah yang menyebabkan orang terpisah dengan Tuhannya, meskipun secara konseptual diketahui bahwa Sang Pencipta lebih dekat daripada urat lehernya. Akan tetapi, selama keadaan dualitas belum sirna maka secara faktual Tuhan masih jauh daripada urat lehernya, karena Tuhan dianggap berada di luar dirinya.

Ada dualitas artinya kita mengakui ada dua keberadaan, yaitu ada yang inferior (keberadaan yang kualitasnya lebih rendah) dan ada yang superior (keberadaan yang kualitasnya lebih tinggi). Jika demikian, kedua jenis keberadaan itu tumbuh melalui proses. Semua yang tumbuh melaui suatu proses, bukanlah keberadaan yang kekal. Dan, bilamana tiada keberadaan yang kekal, maka tak mungkin ada fenomena atau penampakan di alam semesta.

Kita hidup di dunia ini karena kita kanggonan (didiami) urip (hidup) yang diberikan oleh Tuhan. Namun, badan jasmani ini hanyalah fenomena yang terikat oleh ruang, waktu, situasi psikologis. Hakikatnya badan jasmani ini tidak ada karena badan jasmani ini seperti gambar yang menumpang di layar perak atau layar kaca. Kalau layar digulung atau dimatikan ya lenyaplah fenomena tersebut. Jadi, memang benar bahwa dunia ini panggung sandiwara, dan kita adalah pemain-pemain sandiwara. Oleh karena itu, kita harus dapat memainkan peran kita masing dengan baik.

Lalu, apa sasaran utama pelenyapan dualitas? Sasaran pokoknya adalah menumbuhkan kesadaran akan ke-Satu-an, Oneness, dalam kehidupan ini, baik kehidupan kita sebagai individu maupun secara kolektif. Dengan lenyapnya perasaan dualitas dalam hidup ini, maka jarak antara kawula dan Gusti akan hilang. Akan lahir individu-individu yang menjadi dirinya sendiri, dan dalam kehidupan sosial akan tercipta interaksi antar warganya secara tim, sehingga semua akan memenuhi fungsinya masing-masing dalam kehidupan. Sekat antara pemimpin dan yang dipimpin akan hilang, dinding penyekat antara raja dan rakyatnya akan runtuh. Bila ini sudah terjadi, maka tak akan ada lagi eksploitasi terhadap sesama manusia.

Pelenyapan sekat antara kawula (hamba, rakyat, atau bawahan) dan Gusti (raja, pemimpin, atau atasan) akan melahirkan satu keberadaan yang disebut Manunggaling Kawula Gusti. Keberadaan MKG ini akan menggugurkan kehidupan yang berkasta dan merontokkan feodalisme. Relasi sesama manusia berupa simbiose mutualisme, yaitu hubungan yang saling menguntungkan. Sesama manusia hidup dalam suasana liberte, egalite dan fraternite, yaitu hidup dalam kemerdekaan, persamaan dan persaudaraan antara sesama manusia di dunia ini. Dari sinilah Syekh membangun hubungan warga dengan wadah yang disebut masyarakat, yang tidak dijumpai di Timur Tengah pada waktu itu.
Memang masyarakat merupakan kosa kata yang dibentuk dari unsur-unsur kata Arab, yaitu dari syarika yang artinya menjadi sekutu; dan masyarakat adalah kumpulan orang-orang yang bersekutu. Jadi, setiap anggota masyarakat itu seperti sel-sel tubuh yang independen, namun selalu berinteraksi sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing. Setiap anggota masyarakat mengetahui tugasnya. Terciptalah jalinan kasih. Inilah surga yang sesungguhnya yang harus diwujudkan di dunia ini. Dengan demikian, konsep MKG sebenarnya untuk menciptakan kehidupan bersama dalam mencapai kejayaan!

Achmad Chodjim

Jakarta, 21 Mei 2009 Kediaman Bpk. Achmad Chodjim, materi ini juga di sampaikan di Hotel Indonesia Kempinski-Grand Indonesia, 19 Mei 2009

*) Ir. Achmad Chodjim MM, adalah penulis buku “Syekh Siti jenar: Makna Kematian (jilid 1)”, “Syekh Siti Jenar: Makrifat dan Makna Kehidupan (jilid 2)” dan “Mistik dan Makrifat Sunan Kalijaga”.

Bagi saudara yang mau mendapatkan Audio penjelasan, silahkan bergabung di mailing list “Diskusi Gantahrwa”

Categories: Serba Serbi | 471 Komentar

Navigasi pos

471 thoughts on “SEMBILAN POKOK AJARAN SYEKH SITI JENAR

  1. aldy firmansyah

    Yg dapat saya tangkap dari postingan ini itu ilmu ikhlas. Saya tetap pada ajaran ahlusunah waljamaah.

  2. gunz mukasyafah

    Lakukanlah apa yg mnrut anda benar.. Syariat. Thorikoh.hakikat.ma`rifah…… Ne sdah dsdiakan tangga untuk mnjdi insan kamil….

  3. Wongsorejo

    jadi sekarang terlihat dengan jelas memang sufi2 seperti al halaj, sufi jawa yaitu syech siti jena dllr, termasuk para pengarang buku memang belum ada yang sampai kesana karena masih disembunyikan jawa; PININGIT dengan rapat oleh ingsun sendiri karena mereka masih berada di lingkup arsi 1sd7 yang masih berada diluar rumah tuhan masih berada di halaman atau di pelataran rumah tuhan, jadi belum tahu arti hakekat manusia seutuhnya apa hak, kewajiban dan tanggung jawabnya manusia itu mengada.

    orang jawa mengada duluan yang paling tua karena terletak di katulistiwa yang memadat duluan dan yang pertama bisa ditinggali manusia, secara metafisis adalah katulistiwa kyai semarlah yang mengada duluan, sabar bro ilmu di nusantara tentu saja berbeda dengan ilmu padang pasir yang berasal dari sifat tuhan yang laki2, jadi masih separo belum lengkap walau di klaim lengkap, lha ilmu dari sifat tuhan yang perempuannya mana? kan sifat mengada harus ber pasang2 an

    buktinya sifat allah bapa bisa mengada di alam gaib, tertulis di bible, yakub yang artinya penipu bergumul (submision mix martial art) dengan tuhan/allah bapa semalaman dan pergumulan itu dimenangkan oleh yakub, ketika pagi menyingsing allah bapa pamitan tapi ditahan oleh yakub, berkati aku dulu, maka yakubpun diberkati dan namanya diganti ISRAEL, hopo tumon
    sedang Nabi muhamad: aku melihat tuhanku dalam bentuk PEMUDA YANG KELIMIS, pemuda bukan perempuan, kalau penolong terakhir orang jawa berkali-kali dikunjungi sifat allah bapa, lha klo gitu posisi yesus dimana ? jawabnya persis seperti yang dikatakannya sendiri akulah yang yang duduk disebelah kanan SIFAT ALLAH BAPA

    orang jawa kalau turki otoman dan sri paus nggak menyebar agama semit di nusantara kita sudah sampai, perjalanan pulang para pendahulu kita NGRACUT/MOKSA TIDAK TERHAMBAT ATAU TERHENTI di alam barsah, buktinya kita sudah lebih dahulu mengenal dzat, isun da,SUNDA/ ingsun dzat dari bangsa2 yang lain, arsi kita pun sudah 9 dan lenyap ngracut atau pangracutan ke arsi 10, BUKTINYA dalam saloka tembang mupu kembang berbunyi; metu (metu ngendi) tilawang ping pitu, medal tilawang ping sanga, itulah sebabnya prabu siliwangi tidak mau masuk islam malah iklas moksa menjadi harimau sambil menunggu bangsa indonesia menepati janji leluhurnya menciptakan suasana surgawi diatas bumi

  4. Wongsorejo

    kebanyakan manusia mengartikan bahwa yang maha tunggal itu satu, sendiri, duduk dikursi, dilangit dan disembah-sembah dan mengada bersama yang yang lain. pemahaman spt ini adalah pemahaman orang beragama yang masih awam, mereka ini sebetulnya menyembah sifat2 dari dzat dan sifat2 dari dzat yang tak terbilang dan berpasang2an yang ditetapkan oleh Dzat mengada permanent dan tak manusia spt ini tak pernah bisa manunggal, dengan sesembahannya

    beda dengan mereka yang melakukan perjalanan manunggal dengan dzat yang maha tunggal dan tak berwujud, awang uwung ora ono opo2 sing ono mung ingsun, tidak ada lagi sesembahan karena tunggal, yang disembah atau menyembah sama saja tunggal dan tak ada yang blain

    kita tidak pernah berkesadaran mengada dalam kondisi kemarin atau besok, tetapi selalu sadar mengada dalam kondisi sekarang murni atau pure present, sekarang aku ;lahir, sekarang saya taman kanak2, sekarang saya ke mal, sekarang saya ubanan, sekarang saya mati, sekarang saya menunggu kiamat di alam penantian ber abad2 yang sangat melelahkan

    beda dengan awalnya akulah yang awal sekarang saya tidak ada, tidak menyadari apa2, tidak ada apa2, kosong melompong, kosong arsi 0 adalah ruang yang tak terhingga dan tak terbatas melambangkan ke maha tak terhinggaan dzat, setiap ruang secara matematik mempunyai satu saja titik pusat itulah yang maha tunggal,(arsi 1) yang menurut ilmuwan adalah alam semesta awalnya tidak ada kosong melompong dan hanya ada satu saja maha bintang maha raksaksa, sebagai titik pusatnya, menurut teory big bang bintang tersebut meledak dalam bahasa agama inilah arsi ke 2,menjadi berpasang-pasangan, setelah ibu dan bapak saya ketemu barulah ada kesadaran mengada dzat melalui saya mengadakan perjalanan mengada dari arsi 0 123456789kembali ke 10 lagi ke arsi 0 dan 1 lagi

    agama ada di arsi lima yaitu wilayah hukum2 wilayah sifat tuhan yang laki2, sedang iblis ada di arsi 6, arsi 7 adalah wilayah god feminim yaitu silih asah, silih asih, dan silih asuh, arsi 8 adalah hati nurani,atau bait allah atau rumah tuhan,yang sejati, didalam hati nuranilah terlatak arsi ke 9 yaitu tahta tuhan yang semata -mata adalah rasa kasih tak ada sama sekali kebenciaan, baru bisa kembali lagi ke arsi 0 dan 1 lagi akulah yang akhir, tidak tetek mengada permanen menunggu kiamat

    jadi yesus,mengajarkan KASIH, sayangnya yesus mati muda disalib klo pakai logika bukan doktri dan dogma jaman kuno, dan dibuatlah ajaran gereja oleh gereja, tapi sekarang ajarannya sudah dituntaskan sama kejawen tandure wis sumilir, janji yang ditanamkan oleh leuhur orang jawa saat ini sudah jatuh tempo dan sudah saatnya ditagih untuk menuntaskan visi dan misi penciptaan yaitu menegakan kerajaan tuhan diatas bumi setelah lebih dahulu ditegakan didalam hati kita masing2 lebih dahulu, doa kan baru datanglah kerajaanmu, memang belum datang’

    unuk lebih jelasnya bacalah buku sumbang saran pokok-pokok pikiran menuju masyarakat berbudi luhur versi kearifan lokal indonesia

  5. Wongsorejo

    sebetulnya ilmu manunggaling kawula gusti, bersatu atau menjadi satu dengan dzat yang awal/yang illahi, TIDAK BERWUJUD (awang uwung ora ono opo2 sing onop mumg ingsun atau isun da/sunda/ingsun dzat yang tunggal) asal muasal dari segala sesuatu termasuk asal muasal dari kita2.

    bersatu atau kembali ke asal muasal kita yang maha tunggal dan dzat ini tidak bernama , dzat ini mempunyai sifat2 yang tak terbilang jumlahnya yangsudah ditetapkan mengada secara permanent, sifat2 ditetapkan mengada permanent, kalau yang disembah adalah sifat seperti maha kuasa (politik), maha kaya (ekonomi), maha tahu (ilmu pengetahuan) dll maka arwah kita pun terpaksa mengada permanent setelah mati dan di alam arwah tidak akan bisa bersatu dengan asal usul kita bersama yaitu dzat yang maha satu dan mengada permanen menunggu kiamat

    sebetulnya tidak ada samasekali kegawatannya atau ilmu khusus untuk manusia khusus tidak ada samasekali itu, ini adalah ilmu tentang hakekat manusia seutuhnya yang adalah kebaikan berdaulat, dan selama ini tertutupi atau jawa: Piningit oleh ketertarikan manusia terhadap keduniawian, justru ilmu manunggaling kawula gusti ini harus diketahui semua orang, cuma setan yang membuat seolah2 ini ilmu yang gawat mentang2 ilmu ini ditulis dalam kitab yang bukan ditulis nabinya yang buta huruf, tapi ditulis oleh pengikutnya yang tentu saja jauh dibawah level nabinya

    dari semenjak adam dan hawa tergoda oleh iblis/setan/lucifer atau dajal sampai saat ini tuhan mengadakan pembiaran sampai tiba saatnya iblis dipenjara di pusat perut bumi setelah selesai balasan atas pengabdian malaikat pembangkang selama enam ribu tahuin dengan baik kepada tuhan dan nanti kebaikan kembali berdaulat, dan menurut orang jawa, manusia yang menjalankan hidupnya secara tepat dan benar,di jawa:disebut satrio, inilah sebetunya konsep SATRIO PININGIT itu

    sebagai balasan atas pengabdiannya selama enam ribu tahun sebelum adam maka tuhan memberi kesempatan kepada malaikat yang tidak mau menyembah adam yang sudah diangkat menjadi wakil tuhan di bumi dan malaikat ini menjauh dari keterang benderangan wilayah keillahian dan bersembunyi/terusir ke wilayah kegelapan yang dalam tubuh manusia adalah kegelapan pikirani dan kegelapan hati, menjadi iblis/setan/lucifer/dajal dan selama 6000 tahun diperkenankan untuk mencari pengikut sebanyak banyaknya sebagai balasan atas pengabdiannya secara baik selama itu pula, yaitu orang2 yang kurang kuat imannya spt koruptor dsb

    selama ini iblis ingin berdaulat dan menjadi tuhan dan disembah manusia, itulah sebabnya sampai dengan saat ini susah banget menjadi orang baik, karena iblis belum dipenjarakan di pusat perut bumi

  6. Allahu akbar. Mantab tuntas dan menambah wawasan

  7. sabar subur

    Tuk mr.puguh :
    Nih saya kasih tips tuk cari orang yang bisa dijadikan patokan jadi guru.
    1/ sholat 5 waktu bagi dia bukan suatu kewajiban tetapi kebutuhan.
    2/ sholat 5 waktu bagi dia bukan tuk menyembah Tuhan. Tapi mengambil sumber energi yang sudah disiapkan oleh tuhan diwaktu yang 5.
    3/ pengabdian dia kepada Tuhan adalah bersyukur atas nikmatNya dan budi pekerti yang baik dengan semua ciptaanNya.
    4/ bukan pengangguran,klo anda menemukannya di perkotaan pastilah dia bekerja baik sebagai karyawan maupun pengusaha. Tapi kalau menemukannya di daerah pedalaman pasti dia petani,peternak yang giat bekerja, bukan pemalas.
    5/ banyak orang datang ketempatnya tuk di obati dan belajar ilmunya.
    6/ saat belajar ilmunya atau diobati ingat !…dia tidak pernah meminta bayaran atau pun meminta sumbangan. (Sekali lagi dia bukan pemalas juga bukan pengemis, dia bukan orang yang ingin dikasihani tapi malahan dialah yang mengasihani hidup kalian ).
    7/ saat belajar ilmunya atau diobati ingat !..dia tidak menggunakan media perantara seperti telor, membaca doa2 dan mantra2, pesugihan, bertapa di 7 muara, puasa,dll. (Manunggaling kawula gusti..cukup sudah saya adalah tuhan, buat apa perlu media perantara tuk itu semua. Cukuplah saya sebagai media perantaranya,sesungguhnya dia ingin mengajarkan kalian tuk yakin 100% kpd Tuhan dan diri anda sendiri sebagai makhluk sempurna sebagai manunggaling, bukan kepada doa2, puasa,benda2, mantra2, apalagi uang).
    8/ hidup di dunia tidak gratis dan jasad ini adalah titipan dari Tuhan. Kalo di kota alasan dia menjadi pengusaha atau pegawai adalah tuk menjaga titipan Tuhan berupa jasad diri dan makhluk titipan (istri, anak, dll) untuk dirawat dengan memenuhi kebutuhannya dengan budi pekerti yang baik (bukan dengan korupsi,menipu,mengemis,riba) Kalau di pedalaman dia rajin bekerja (bertani, cocok tanam dan berternak) tuk merawat itu semua.
    9/orang hidup punya nafsu..nafsu tidak ada batasnya. Orang mati ya mati tidak ada nafsu. Jadi prinsip dia Mati untuk hidup..kalo masih hidup berarti mati.(cara berpikirnya simple kagak ribet, kagak ada beban, kagak ribet, mau syukur kagak mau ya sudah, alam semesta bisa ditafsirkan secara ilmiah dengan simplenya)
    Kalo di ajak debat aliran simple jawabnya:
    Kasus 1.
    A: bla..bla…bla..jadi ajaran saya benar!.
    Guru : iyah kmu benar!.
    A: ya sudah klo gitu (sambil pergi)
    Kasus 2.
    A:bla..bla..bla jadi menurut bpk siapa yang benar !!.
    Guru:kamu yang benar!.
    A: kenapa..kan bla..bla..bla..
    Guru: kalo kmu yakin benar ya sudah kamu benar (sambil senyum)
    Kasus 3.
    A:bla..bla..bla..jadi ajaran saya benar.
    Guru: ya kamu bener.
    A:klo begitu ikut ajaran saya.
    Guru:maaf tuhanmu adalah tuhanmu, tuhanku adalah tuhanku. Yakinkanlah dengan apa yang kamu percayai dan bawalah itu sebagai bekal akhir hayat kamu.
    Kesimpulan saya sih dia tidak pernah terkonsep dengan benar atau salah seperti ahli agama lainnya. Kagak mau ribet dan menyakiti. Mau syukur ngk ya sudah..
    10/dia bisa menyelaraskan kinerja jasad dan ruh. (Tidak membiarkan jasadnya tidak terpelihara karena asyik dengan ruhnya (petapa) dan tidak membiarkan ruhnya tidak terpelihara karena asyik dengan jasadnya (hedonisme).
    11/ jika sudah menguasai sedikit dari ilmunya dia pasti akan berkata..itu hanya efek saja, (cuman efek doang brooo..) yang dikejar itu adalah Tuhannya. Ntar dia suruh kita seleksi tuhan2 yang dikarang manusia sembahan2 manusia, dari tuhan yesus,tuhan alah,budha,patung2 hindu (siwa,krisna,brahma),Allah. Nah biasanya sebelum ke arah situ dia suruh kita seleksi kebenaran nabi2 terdahulu sampe ke wali songo, setelah itu seleksi kebenaran jin, setan dan malaikat. Pokoknya seluruh kitab suci dibongkar abis kebenarannya..sampe dia suruh tuk seleksi kebenaran hakiki tuhan. (Kesimpulan saya sih Dia ingin membuang keraguan2x kita)
    12/saat kalian menerima ilmunya jangan kaget tiap orang beda2x dapetnya. Pengajarannya tidak sistematis loncat2x. Sesuai takdir orang tersebut membawa misi apa ke bumi.

    Masih banyak sih karakter gurunya….tapi itu aja juga cukup.

    Kebayang kagak sih sesatnya dan gilanya ilmu manunggaling kawula gusti. Makanya kami tidak pernah menunjukan eksistensi kami di dunia ini..apalagi membuka kursus dan membuat alirannya. Tapi kita ada disekitar dan berbaur dengan kalian.
    Cukuplah kalian berjalan didunia ini dengan damai dengan budipekerti yang mulia. Masalah dosa pahala itu urusan tuhan. Jangan jadikan diri kalian tuhan oke. Jalani kehidupan kalian dengan syukur nikmat (kebanyakan orang nafsu tidak pernah puas kagak ada syukur2nya, ada juga yang muak dengan manusia di dunia ini akhirnya ngebom bunuh diri korbannya kebanyakan orang tidak bersalah tidak tau apa2 trus berdalih tuhan aja klo udah marah tidak pandang bulu yang tidak bersalah pun ikut di musnahkan, atau jadi teroris). Cukuplah jadi makhluk ber budi pekerti yang baik. Karena salah satu tujuan ajaran sheik siti jennar kepada muridnya adalah agar mereka memiliki budi pekerti yang baik 🙂

  8. puguh h

    di mana saya bisa belajar dengan benar tentang ajaran ini……?
    dan apakah anda pernah bertemu langsung dengan beliau syeh siti jenar…………?

  9. sabar subur

    Pesan saya kepada PEMBACA blog:
    Ajaran ini adalah ajaran yang sesat. Dilarang tuk mempelajari ajaran ini karena mutlak akan membawa anda kearah kesesatan.
    Ajaran ini bukan bacaan teori untuk para cendikiawan dan orang awam atau orang baru melek. Hati2x bisa menyebabkan anda terbawa sesat.
    Klo pun niat baca hanya tuk sekedar tau saja boleh2 saja.

    Pesan saya kepada PENULIS BLOG dan TEMAN2 se-ilmu.
    Terimakasih sudah menuliskan ajaran sheik siti jenar. Inti dari ajarannya adalah tuk mencintai tuhan dengan makna seluas2nya.
    Untuk yang bisa menelaah ilmu ini saya mo share dikit,
    Saya kaget saat saya telaah salah satu dari 140 ajarannya saya mendapatkan efek luar biasa. Saya baru tau cara memindahkan hujan itu gmana..ternyata ditembak pake angin toh, trus saya dalami lagi (masih di ayat yang sama) wow
    .ngk sengaja ngebuka pintu ke dimensi lain pertama hijau bulat..terus mulai pinggirannya dilapisi warna biru..tiba2 tuh cahaya langsung menaungi seluruh ruangan…stooopppp..saya belum kuat. Gilee beneerr nih ajaran..saktiiii mandra guna. Oh ya saya tekankan lagi itu hanya efeknya saja. Efek yang didapatkan saat memulai manunggaling kawula gusti.
    Kepada teman2 yang sudah melihat kesaktiannya cukuplah itu kesaktian untuk kamu saja. Tidak perlu memaksakan tuk mengajarkan kepada orang lain. Karena tuhanlah yang mengajarkan orang2x itu termasuk kita dengan cara yg berbeda2. Klo pun ada yang mau belajar pasti akan mendatangi kita. Sekali lagi jangan membuat aliran baru. Apakah kalian masih belum puas juga..asikkan jadi orang sakti bisa pecah badan (membagi2 roh)..tembak jin..ngejailin jin..nyembuhin orang…dan banyak lagi.ngapain ngajarin orang2x yang malahan membuat anda menjadi laknat didepan mereka. Sudahlah ilmu ini untuk anda sendiri. Seperti saya ini. Cukuplah kita sembunyikan keberadaan kita. Mari kita jungjung quran dan hadist dan bersyalawat (memberi salut) kpd nabi muhammad. Nabi muhammad bisa memisahkan hak dan bathil juga menyambungkan antara hablumminallah dan hablumminannas (klo kamu sadar..siti jennar terbunuh karena susah menjabarkan hal ini, makanya salutlah kepada muhammad. Dan ajaran siti jennar hanya ketuhanan mutlak tapi kalo quran..wooooooww kereeeeeeeeen lengkap, klo kamu udah bisa ilmu siti jenar tela’ah tuh quran, kejengkang sampe kepental2x paling sakti paling komplit dan yang paling paling paling luaaaarrr biaaasaaa saktinya…pantas lah quran ini disebut mukjizat terbesar dan yang terakhir).

    Terimakasih, jadi untuk semuanya.. dilarang tuk mempelajari ajaran ini. Karena bahaya dan akan membawa kesesatan.
    Oh satu lagi..ilmu sheik siti jennar itu gratis,hati2x klo ada yg ngajakin ikut alirannya tapi harus bayar atau di bayar..berarti aliran tersebut palsu dan klian semua ketipu atau sesat (krn salah satu ajaran sheik st.jennar adalah ilmu ikhlas)

  10. Yasinen

    Sudah waktunya ajaran SEJATI turun. Tuhan sudah murka dengan semua kebohongan

Tinggalkan komentar

Blog di WordPress.com.