Monthly Archives: Agustus 1999

Tingkat Pengertian

Tingkat Pengertian
Selasa Kliwon 2 Agustus 1999

Oleh: Kiai Ganjel
Disalin: Kadhang Atma Jaya Utama

Kemanunggalan dalam Gantharwa sangatlah penting. Manunggal Karso, Karyo, Roso dengan semua para Kadangsinarawedi

Doa (Komunikasi) adalah tujuan yang sederhana untuk kemanunggalan. Tujuan kita mendoakan orang adalah untuk supaya orang yang didoakan akhirnya ia bisa berkomunikasi dengan Allah.

Orang yang mau di doakan, tanda-tanda kemauannya dilihat dari:
1. Formal = menyatakan ”Iya, Mau”
2. Informal = dengan cara bertobat

Lisensi haruslah dipakai secara kwalitas atau selalu berlisensi, caranya dalah kita harus selalu menjalankan 3 janji lisensi.

Dalam keluarga, kehancuran terjadi karena tidak adanya kemanunggalan, keutuhan keluarga intinya adalah bagaimana agar tetap dalam kemanunggalan, harus lengkap dalam kemauan, proses, dan rasa. Aslinya manusia diberi lengkap oleh Tuhan, manusia cepat rusak maka kita saling melengkapi dan saling membutuhkan, jadi tidak usah berkecil hati.

Berdoa dan Lisensi.
Lisensi dibicarakan tidak pernah habis. Secara mendasar pengertian tentang Doa adalah komunikasi dengan Tuhan. Minimal antara dua pribadi, komunikasi yang baik motivasi dan hasilnya adalah kemanunggalan, dalam karsa, karya atau rasa.
Mendoakan orang lain dari keadaan sakit menjadi hanya sembuh fisik adalah doa ‘tempe’, intinya bagaimana mendoakan orang agar berkomunikasi dengan Tuhan. Orang yang tidak mau minta tolong tidak bisa di doakan. Mengetahui mau di doakan atau tidak dari, pertama, secara formal ia minta, doakanlah saya?; kedua, orang bertobat tandanya ia mau menerima.
Membantu yang baik adalah pertama, membuat orang mengerti dan tidak ketergantungan. “Jadilah terang dunia”, membuat orang menjadi terang; kedua, memberi kekuatan. Seperti lambang Guru, membawa buku atau lilin – mewakili Pengertian dan tongkat – mewakili Kekuasaan, Kekuatan atau Kemampuan. Pengertian tanpa Kekuatan tidak sampai pada tujuan, Kekuasaan tanpa Pengertian jadi ‘ngawur’, tidak ada kepastian.
Mendoakan orang itu memproses untuk berkomunikasi dengan Allah, yang isinya adalah pertama tentang Tuhan; kedua manusia, tunggal dan majemuk; ketiga keterkaitannya. Contoh orang sakit dibawa ke pengacara, kaitannya apa? Kesuksesan Doa atau komunikasi adalah tergantung dari keterkaitannya dalam doa itu sendiri, apakah dekat dengan Tuhan atau jauh? Walau Yesus ngobrol dengan iblis itu bukan dosa, positif tidak ada hubungannya dengan negatif.
Intisari keterkaitan adalah Lisensi. Lisensi secara formal atau merek adalah dengan menyebut nama Ganjel, secara kwalitas memiliki Ganjel. Berdoa walau tanpa menyebut kata Ganjel, tapi ia setia melaksanakan Janji Lisensi maka ia menggunakan Lisensi. Orang yang Berkesadaran Tinggi hanya dengan menghendaki maka terjadi.
Dilantik menjadi Jendral dan melakukan perubahan pangkat?
“Ojo rumangso biso ning biso ngrumongsoni”, bisa nggak kita menyadari saya sampai dimana?, menyadari mejadi Sarjana atau bukan? Merasa bisa ya silakan, secara kwalitas Lisensi menyatu dengan diri.
Menerima sesuatu yang penting atau hal-hal penting gunakan Lisensi. Permandian gagal, Yesus tidak pernah gagal yang gagal adalah dirimu. Bukan Tuhan tidak memberi tapi apa aku mau menerima kasihNya. Manusia yang wajar menerima Lisensi, menjadi Benar harus berproses. Sesungguhnya menggunakan Lisensi adalah menggunakan Nama Yesus yang sebenarnya. Bapak shering pengalaman , ada anak kerasukan roh jahat dan seseorang yang mengusir mengucapkan “Atas nama Yesus” pergilah!, tapi anak itu tetap kerasukan, kebetulan Bapak ada disitu membisikinya coba gunakan nama Ganjel , “Atas Nama Ganjel” pergilah dan roh jahat itu pergi. Mengapa? Apa Bapak lebih hebat dari Yesus? Orang itu menyebut nama Yesus hanya dalam kata-kata. Ganjel isinya doa yang tepat.
Inti kekuatan Yesus, “Akulah Jalan, Kebenaran dan Hidup”, kalau jalan hidup kita benar hanya mengusir roh-roh jahat pasti bisa. Doa jangan diartikan sempit, duduk bersila, cakap tangan, didalam kamar. Doa adalah selalu komunikasi dengan Allah. Doa adalah tansa eling lan waspada, senantiasa sadar dan waspada. Meditasi, Kesadaran Tinggi adalah selalu komunikasi dengan Tuhan, dijalan, diangkot dimana pun.

Dalam keadaan jaga, tidur, mimpi, dan mati orang harus selalu dalam doa, inilah ia yang berLisensi yang benar.

Kadang-kadang dengan fasilitas tinggi orang jadi malas. Untuk apa saja dalam pengertian yang benar. Mari sesama kadang kita saling mendoakan. Kadang ialah yang se-kawruh dan se-laku. Saudaraku ialah yang melakukan Kehendak Bapa.
Langkah-langkah Doa untuk mendoakan orang,
1. Self Correction, periksa batin.
2. Pertobatan, tidak mengulang kesalahan. Tidak usah nangis-nagis, yang penting jangan ngulang lagi. Minimal berjuang untuk tidak mengulang.
3. Mohon pengampunan Tuhan, dimohonkan ampun pada Tuhan. Pengampunan sebanding dengan mengampuni yang lain.
4. Menerima berkat. “Berkatilah niat kadang……menjadi nyata”
5. Janji, merupakan tanda Syukur kepadaTuhan dan terimakasih pada sesama. Membutuhkan Pengorbanan kepada sesama. Janji pada Allah dan realisasi pada manusia.
Keberhasilan Doa tergantung dari Perjanjian, Perjanjian sangat menentukan keberhasilan. Misal untuk kepentingan Nasional tidak akan menjadi Presiden kalau tidak berjanji.
Misi kita adalah menaburkan Damai dan Sejahtera dihati orang. Menjadi paranormal jangan mau diperbudak pasien.
“Sembahlah Allah dalam Roh dan Kebenaran”. Persoalannya benar dan akupun menjadi benar. Membantu orang jahat kita juga ikut jahat, maka perlu pertobatan menjadi benar baru ditolong. Setelah mendoakan, anda minta pengampunan Tuhan,”Ampunilah kami”.
Mau jadi orang hebat gentur tapa bratane, janjinya apa dan sejauh mana setia melaksanakannya. Seperti orang sakit parah, makin parah sakitnya janjinya makin hebat begitu juga pelaksanaannya. Apakah ia orang hebat? Kwalitasnya dapat dilihat dari apa ia menepati janjinnya dengan semangat lebih atau tidak? Orang kaya sebenarnya adalah orang yang mempunyai banyak janji.

Misteri : Ketahuilah Janji-Janji Allah, belajar memahaminya dan terlibatlah didalamnya.

Ikuti Perjanjian Allah, Allah memiliki banyak proyek? Makin mengerti kita akan tahu mana janji yang bermutu dan tidak. Kawruh akan mempengaruhi janjinya dan sejauh mana menepati janji.
Kalau bingung, kembali ke falsafah dasar. Falsafah dasar : Jawa, Gentur tapa bratane sakti mandra guna, Hanacaraka, Sastrajendra, Gantharwa, Bendera.
Lisensi bukan Tujuan Utama tapi adalah Jalan atau Pintu. Ketemu kepercayaan bahwa melalui jalan/pintu ini pasti sampai. Sulit menceritakan durian kepada yang belum pernah makan durian, sederhanannya adalah damai dan sejahtera secara stabil.
Bapak shering tentang ketakutan dari dalam, ketakutan dapat muncul karena kita dikeroyok oleh musuh, tapi yang lebih parah adalah ketakutan yang datangnya dari dalam diri kita sendiri, sampai-sampai menyatakan, “Tuhan itu ada Nggak”.

Setelah kita mendapat Ajaran atau Jalan di Gantharwa terus kita mau apa? Tujuannya apa? Setelah tahu persis jalannya bagaimana, terus apa? What’s next? Diberi kebebasan terus mau apa? Diberi Lisensi untuk apa? Diberi kepastian, kepastian apa? Keberadaanku dimana itu sesuai cita-cita kita. Bapak setiap saat menggali tentang ini, menemukan formula-formula yang lebih tepat!

Legio, doa terus-menerus pada Bunda Maria, bagaimana?
Saat shering seperti ini, inilah sebenarnya doa, saya mendoakan kalian, inilah doa yang kongkrit. Menuntun anda untuk menjadi atau dapat berkomunikasi dengan Allah secara kwalitas. Doa formal karena tidak pernah ketemu; Doa…ya memberi nasehat seperti ini. Kalau memang doa hanya diam dikamar, mengapa Yesus turun kedunia, semasa didunia berapa banyak Yesus Doa dari pada mengoceh-mengutarakan Jalan Kebenaran? Doa yang baik menegur, menasehati dan membuat menjadi sadar dan tahu Kebenaran.
Tingkat Keimanan,
1) Tingkat Aturan atau formal, disebut Syariat oleh Agama Islam. (disebut Dharma oleh Agama Hindu-pen)
2) Tingkat Menajalankan dengan senang, Tarekat.(Susila-pen)
3) Tingkat Tahu Makna, Hakikat.(Tatwa-pen)
4) Tingkat Ia Yang Telah Sampai, Makrifat.(Jivanmukta, ia yang mencapai kebebasan dalam hidup-pen)
Kita yang telah tahu makna Gereja secara kwalitas, sedangkan masyarakat ngerti Gereja hanya sebatas gedung maka kita seharusnya lebih rajin ke Gereja. Kalau kita tidak ke Gereja salah-salah bisa merusak, nanti tidak ada yang pergi ke Gereja! Kalau kita tidak ke Gereja, dampaknya apa? Dua orang berdiskusi tentang Jalan Hidup yang Benar secara kwalitas ia ada di Gereja. Yang penting adalah penempatan diri anda dengan lingkungan yang sepantasnya.

————–
Tambahan pengalaman dari pencatat (waktunya bukan dalam kliwonan ini), tentang doa, yang merupakan penggalian pribadi dari mulai belajar sampai saat itu, dan disampaikan kepada Bapak, lalu Bapak sendiri yang membacakannya yang juga didengarkan oleh beberapa kadang saat itu.
“ Bapa, ananda mau menerima kelahiran Guru Sejati di dalam hati, untuk memberikan Pengajaran tentang apa yang harus di Perbaiki dan Kemampuan memperbaiki sehingga menjadi Pasrah kepada Mu, dan tetap Setia dalam menjadi Atma Jaya Utama (panggilan-pen) pada hari ini secukupnya hingga menjadi Sempurna seperti Engkau di Surga untuk selamanya… karena Hanya Engkaulah yang Empunya Kerajaan, Kekuasaan dan Kemuliaan untuk selama-lamanya”
Terima kasih.

Bapak menggaris bawahi kalau itu mau diringkas dapat menjadi hanya satu kata yaitu sumeleh.

Categories: Kliwonan | 4 Komentar

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.